8 Okt 2010

metode kuliah


Selama ini, metode kuliah yang lebih mengemuka di Indonesia lebih banyak didominasi dengan metode ceramah. Dara Narendra Dhuhita, mahasiswa Universitas Sebelas Maret, menyatakan bahwa seharusnya metode kuliah disesuaikan dengan kebutuhan di dunia kerja. “Tidak seperti sekarang ini, di mana mahasiswa terlalu banyak diberi teori, apalagi semester-semester awal. Mahasiswa baru merasakan suasana dan tekanan dunia kerja ketika memasuki semester akhir atau mengambil magang. Sehingga kesannya mata kuliah semester awal yang diambil seperti sia-sia,” ujar Nara. Persoalan seperti inilah yang sering mengemuka dalam berbagai kegiatan perkuliahan.
Untuk mengatasi kebekuan dalam metode kuliah ini, wakil dekan bidang kemahasiswaan Fisip Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Bonaventura Satyabarata M.Si, menyatakan bahwa harus ada metode kuliah yang ideal untuk merangsang mahasiswa untuk berpikir kritis.

Menurutnya, metode kuliah yang ideal seharusnya adalah metode kuliah yang interaktif, di mana mahasiswa diberi kesempatan untuk mengemukakan ide dan gagasannya dalam perkuliahan. “Metode kuliah ini berarti dosen berada dalam posisi sebagai fasilitator yang mendorong mahasiswa untuk berpikir kreatif,” ujar Bonaventura.

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Nurudin M.Si. Ia menyatakan bahwa metode kuliah manual tidak lagi relevan. Metode kuliah manual ini menurutnya adalah metode kuliah ceramah yang sifatnya menggurui mahasiswa. “Seharusnya mahasiswa diberdayakan untuk berpikir kreatif dan menghasilkan karya, seperti dengan menulis buku, membuat film dan sejenisnya,” ungkap Nurudin.

Hal seperti ini akan menempatkan perkuliahan sebagai sebuah kompetisi di mata. Jika atmosfer ini tercipta, niscaya mahasiswa akan terdorong untuk maju.

Metode-metode kuliah yang interaktif seperti ini merupakan alternatif dalam mengatasi kejenuhan mahasiswa terhadap perkuliahan yang selama ini lebih banyak didominasi dengan metode ceramah. Metode ceramah yang dilakukan dalam perkuliahan hanya akan membuat mahasiswa merasa bosan dalam kegiatan perkuliahan.

Pendidikan yang dilakukan dengan metode ceramah berimplikasi pada kegiatan pembelajaran yang berpusat pada sosok dosen, sementara mahasiswa hanya menjadi subjek pembelajar yang pasif. Efeknya, ini akan membuat mahasiswa tidak dibiasakan untuk berpikir kritis dan inovatif.

Selain itu, mahasiswa yang dididik dalam perkuliahan yang menggunakan metode ceramah akan menjadi mahasiswa yang tidak tanggap terhadap perubahan sosial dan kondisi lingkungan sekitarnya.
dikuti dari www.harianjoglosemar.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar